Keyna

Di tepi jalan raya terminal Baranang Siang Bogor, seorang gadis berkerudung kain katun paris berwarna abu, bertubuh tinggi langsing, berkulit sawo matang, mengenakan celana jeans panjang, kemeja jeans panjang, dan tas jeans diselempang panjang. Ia  berlari kencang mengejar sebuah bus Agramas berwarna merah dengan tujuan Bogor-Grogol yang bersiap memasuki jalan tol Jagorawi, pintu belakang bus sedikit terbuka. Dengan nafas memburu gadis itu berhasil menaiki anak tangga bus dan masuk ke dalam bus. Bus sudah penuh oleh penumpang, alhasil Ia berdiri bersandar di salah satu bangku penumpang.
Matanya terasa berat, Ia pun memejamkan mata, 'alangkah heningngnya pagi ini!' serunya lirih dalam hati sembari tersenyum tipis. "JRENG. JRENG. JRENG. JRENG." suara gitar membuatnya tersentak dan rasa dongkol mulai merasukinya tatkala seorang musisi jalanan berdiri tak jauh darinya dan memekik, menyanyikan lagu Quizas, Quizas, Quizas yang dipopulerkan oleh Nat King Cole. Akhirnya gadis itu mampu meredam emosinya. Ia menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya perlahan. Ia melirik jam tangan salah seorang penumpang telah menunjukan pukul 07:20. Wajahnya mendadak pucat pasi mengetahui dirinya berada di jalan tol Cibubur yamg mengalami kemacetan panjang. Ia gusar, kakinya dihentakkan bergantian.
Bus pun berhenti di seberang sebuah kampus beken di Ibu Kota, turunlah belasan penumpang termasuk gadis itu. Ia lekas berlari, menaiki, menyusuri, dan menuruni jembatan penghubung koridor Transjakarta. Sampailah ia di depan pintu kelasnya, mengetuknya sekali, dan membukanya.
Dosen di dalam kelas memandangi wajahnya dengan tatapan tajam. Peluh menetes di keningnya sehingga sepasang mata bulatnya berkejap. Ia berkata, "assalamu'alaikum, maaf bu, saya telat." Ia berjalan masuk ke dalam kelas. Pandangannya menyisir setiap ruas kelas menilik bangku yang kosong. Ia mendapati bangku kosong di samping gadis berkerudung kain katun slik sutra berwarna merah muda, berkulit putih langsat, bermata sipit, dan berhidung bangir. Ia pun duduk di bangku kosong tersebut.
"Kamu Keyna kan?" tanya gadis berkerudung merah muda itu tanpa menatap lawan bicaranya. "Iya, betul. Kalau kamu?" ujar Keyna tersenyum manis. "Dilla," jawabnya ketus. "Oh, he he, salam kenal yahh. Semoga kelak kita bisa menjadi teman seperjuangan," kata keyna sambil tersenyum lebar memperlihatkan gigi. "Hmmm." sahut Dilla, datar, seraya menulis di kertas filenya. Keyna terpaku menatap Dilla, tubuhnya lemas tak bersemangat. Keduanya saling tak bicara hingga perkuliahan kala itu usai.
"Keyyy!" seru seorang gadis berkerudung kain katun jepang tebal di bangku taman kampus. Keyna berjalan menghampiri gadis tersebut yang mengenakan kemeja dan celana bahan agak longgar sehingga tak menampakan lekuk tubuhnya.
"Hai Asha. Assalamu'alaikum. Apa kabar kamu hari ini?" tanya Keyna, kemudian duduk di sampingnya.
"Wa'alaikumsalam warrohmatulloh. Saya sehat Key. Alhmdulillah. Ndak kurang satu apa pun. Hanya saja....," jawab Asha dengan tertahan.
"Hanya saja...., apa?" tanya Keyna penasaran dan menatap dalam dalam kedua mata Asha yang sayu.
Asha menghela nafas panjang seraya mengelus dada. Ia menatap ke langit dan berkata, "saya jenuh, Hardi selalu mengandalkan saya. Saya mengundurkan diri dari kelas unggulan pun karena Hardi. Ia selalu melimpahkan tugas kuliahnya pada saya, bahkan tugas organisasi pun ia limpahkan pada saya. Meski Kedua orangtuanya ialah nelayan tuna aksara, ia bisa mendapatkan beasiswa penuh. Saya salut padanya, si sulung yang bisa menjadi panutan bagi ketujuh adiknya."
"Bersikaplah tegas pada Hardi!" seru Keyna.
"Sudah saya coba Keyy, tapi saya selalu melunak kembali saat Hardi mulai mengiba pada saya, entah kenapa. Hardi akan berangkat ke Kanada sebagai partisipan Indonesia-Canada Youth Exchange Program. Ia baru saja terpilih sebagai ketua organisasi HPEI. Lusa ada pertemuan ketua HPEI di majalah Terang. Lusa kan kita cuma ada satu mata kuliah, kuliah pagi aja. Mmm, lusa kamu bisa nggak ke Majalah Terang, berdua sama saya?" tanya Asha.
"Apa sih yang engga buat kamu Shaaa," sahut Keyna sambil tersenyum dan merangkul Asha.
"Terima kasih ya Keyyy, kamu memang teman yang baik," ujar Asha seraya tersenyum senang, menepuk nepuk punggung tangan Keyna.
"Oya, ngomong ngomong HPEI itu apa?" tanya Keyna pada Asha.
HPEI itu...," perkataan Asha kontan terpotong ketika terdengar suara seorang gadis berparas cantik memanggilnya dari kejauhan seraya berlari menghampirinya. "Oh hai Dillaaa. Assalamu'alaikum. Kamu darimana?" tanya Asha pada gadis itu.
"Oh kalian saling kenal? Dari kapan?" tanya Keyna, menimpali pertanyaan Asha.
Tanpa mengindahkan pertanyaan Keyna, Dilla berkata, "Wa'alaikumsalam Sha. Aku dari kantin. Eh kita ke Gramedia kampus dulu yuk. Sekalian ada yang mau aku ceritain ke kamu," Dilla lantas menarik lengan Asha agar beranjak pergi dari duduknya.
Asha menoleh ke arah Keyna, seakan ia merasa berat meninggalkan Keyna seorang diri di taman kampus.
"Ga apa apa kok Shaa, kamu pergi aja. Kebetulan aku ada urusan lain," kata Keyna dengan air muka kecewa.
"Ayooo!" seru Dilla seraya menggamit lengan Asha yg masih menatap ke arah wajah Keyna.
"Saya pergi dulu ya Keyyy. Maaf yaa. Saya duluan," ucap Asha sambil melambaikan jari jemarinya yang kecil dan lentik.
"Iyaahh. Siipp," kata Keyna.
Lusa. Di kantin kampus. Keyna dan Asha duduk berhadapan di meja makan yang lumayan panjang jika hanya untuk mereka berdua. Beberapa meja di sekitar mereka ramai mahasiswa mahasiswi sedang mengerjakan tugas dan bercengkrama. Terlihat jelas perbedaan mereka dengan mahasiswi lainnya yang kebanyakan tidak mengenakan kerudung dan berpakaian agak seksi.
Keyna mengangkat tangan kanannya dan menjentikkan jari pada salah seorang waiter  yang melintas di sekitarnya. "Mas mau pesan," kata Keyna pada waiter  tersebut.
"Yaa, mbak, mbak,  nan ayu, mau pesan apa?" tanya waiter  itu.
"Mau pesan  nasi goreng gila, pedesnya sama kecapnya dikit aja, sama minumnya jus alpukat. Klo teman aku ini pesan ayam goreng tepung, minumnya jus alpukat juga," urai Keyna pada sang waiter.
"He he he. Kamu tau aja Key, apa yang ada di benak saya, menu favorit saya,  kecintaan saya. Ayam goreng tepung dan jus alpukat," seloroh Asha.
"Ayamnya  mau paha atas, paha bawah, dada, atau sayap mbak?" tanya waiter itu pada Asha.
"Paha bawah ya mas. Oya, ayamnya tolong banyakin tepungnya ya mas, sama banyakin saos tomatnyaa, he he, makasiihh," kata Asha seraya tersenyum simpul.
"Okee. Saya ulang yaa. Pesanannya, nasi goreng gila pedesnya dan kecapnya dikit, ayam goreng tepung paha bawah, dan minumnya dua jus alpukat." ujar waiter itu.
"Yuup betul sekalii!" seru Keyna dan Asha serentak di detik yang sama. Kemudian disusul tawa lembut dari bibir keduanya.
"He he. Sering banget nih kita bicaranya kompak!" seru Keyna pada Asha.
"Iya nih. Ga tau juga nih Key," jawab Asha sambil senyum mengembang.
Keyna dan Asha saling berkata di detik yang sama. "Plip," kata Keyna. "Plop," kata Asha. Kemudian keduanya kembali tertawa manis.
"He he. Baiklah. Mohon ditunggu," kata waiter itu, ramah, sembari menulis di selembar kertas dan meletakan nomor urut pesanan di meja mereka, kemudian berlalu.
Ketika waiter tersebut meninggalkan mereka berdua, Asha bertanya pada Keyna, "Key, kamu pulang kuliah jadi kan temenin saya?"
"Mmmm. Nemenin kemana ya?" tanya Keyna dengan raut lugu.
"Ke Mampang, pertemuan ketua HPEI, kita kesana mewakili Hardi. Jam 11 kan kita udah nggak ada kelas. Ba'da zuhur, kita berangkat," urai Asha.
"Tapi kan jam 1  ada syuro' di LDK, apa nggak apa-apa kalau kita nggak hadir?" tanya Keyna.
"Oh iya ya Key, gimana ya?.. Saya kok mendadak galau. Tapi ini amanah dari Hardi," ujar Asha.

Comments

Popular posts from this blog

Evaluasi Sumber Daya Perusahaan

Servis Laptop yang Bagus, Bergaransi, Pengerjaan Cepat, di Bogor IPB Dramaga