Jalinan cintaku berawal dari Stasiun Kereta

Cinta itu seperti seseorang yang sedang menunggu bus
Sebuah bus datang. dan kau bilang wah terlalu sumpek..
panas dan gak bisa duduk nyaman nih.. Aku tunggu bus berikutnya saja..
Kemudian bus berikutnya datang. kamu melihat dan berkata..
Aduh busnya kurang asyik nih dan kurang oke gak mau ahh.
Bus selanjutnya datang.. Lumayan cool en kamu berminat..
Tetapi dia seakan akan tidak melihatmu.. bus lewat begitu saja..
Bus keempat berhenti didepan mu ..
Bus kosong, cukup bagus.. tapi kamu bilang aduh gak ada AC nanti kepanasan
Maka kamu membiarkan bus keempat berlalu.

Waktu terus berjalan, kamu mulai sadar bahwa kamu bisa terlambat ke kantor
Ketika bus kelima datang.. kamu langsung melompat kedalamnya.
Bus tidak satu jurusan dengan kamu.. Dan waktu telah hilang sekian lama
(http://stephenrees.files.wordpress.com/2007/12/tindo-bus-2.jpg)

Cerita diatas memang bukan Maksud dari Judul tulisan saya kali ni, namun sebagai korelasi dari Judulnya.
Sebagai bentuk pemanasan, sebelum saya ceritakan pengalaman pribadi saya berikut ini:

2X  Januari 2009
         Aku mahasiswi "rantau" yang sangat beruntung bisa pulang ke kota ku dengan selamat dengan ditemani oleh dua orang mahasiswa dari kmpus berbeda, mereka adalah teman baru, ya teman baru, benar2 baru kenal pada saat rapat di sebuah kantor majalah yang baru pertama kali aku kesana.
Setelah shalat maghrib di salah satu stasiun di Jakarta. Kami bertiga-saya dan dua orang yang benar2 baru ku kenal. Kami duduk di salah satu jajaran bangku2 di stasiun 2. Seketika ketiganya sibuk dengan pikiran masing-masing. Tak terasa sudah Adzan Isya dan kami masih menunggu kereta ekonomi yang tidak begitu "padat"-bejubel orang hinggap di atas kereta, kereta yg sdh penuh pun, ketika berhenti, yg bru naik tetap maksa memanjati jendela agar bisa sampai di atas badan kereta. Semua ini karena teman baruku yang bernama ..SH.. ,angk.2005 'sepertinya' dia ingin menjadi leader utk ku dan ....AN teman baruku yang juga angkatan 2007 sepertiku. Sebab .SH... lebih banyak diam dan hanya sekali saja melontarkan pertanyaan kepada kami berdua,dia berkata,"Kendaraan2 itu menyerupai mahluk ciptaan Allah. Pesawat serupa dengan burung, helikopter serupa dengan capung, menurut kalian pesawat itu serupa dengan apa ya?"
Aku merenungkan jawabannya. Lalu dengan tawanya yang khas ....AN menjawab dengan enteng,"ulet kali ya.., hehehe.."
Lain halnya dengan ....AN yang lebih banyak mengajak ku mengobrol sambil menunggu kereta yang "tepat" untuk kami tumpangi.
Aku senang bisa bertemu teman baru seperti keduanya. Tapi hatiku mengatakan sebaliknya, ada yang berbisik di hati ini, "Aku takut jika nanti aku masih berhubungan dengan kedua teman baruku ini. Aku takut mereka membuatku sakit. Karena aku perempuan dan mereka laki-laki. Aku gak mau sakit lagi karena persoalan hati. Harus cukup sampai di hari ini.. pertemanan kami. Lebih baik tidak berhubungan lagi."
Tiba-tiba aku mengeluh,"Mau sampai jam berapa nih kita nunggu kereta. Udah banyak kereta yang lewat. Kenapa kita gak naik2."
Tanpa dikomando, ..SH.. lantas berdiri dan berjalan beberapa dan menghentikan langkahnya di belakang batas garis kuning. Dan kami berdua mengikuti langkahnya.


'TEEEEEEETTTTTTT''  kereta ekonomi tujuan kota kita akhirnya berhenti tepat di depan mata.
Tapi...... aku mengeluh, wajahku memelas, mana bisa aku menyelip tuk masuk ke dalam kereta yang penuh sesak ini.. . Aku tidak hanya termangu di depan kereta. Kedua temanku itu menunggu di sampingku, menungguku tuk masuk kereta terlebih dahulu. ..SH... berkata kepadaku,"Ayo, jangan malu-malu." Mendengar kata2 itu aku jadi kesal dan nekat menerobos tubuhku ke dalam hiruk pikuk manusia2 kereta ekonomi.
Semakin lama kereta yang kami tumpangi pun semakin berkurang kepadatan. ..SH.. mendapatkan tempat duduk tak jauh dari teman2nya. Aku berharap semoga dia memberikan tempat duduknya untukku. Namun nihil. Dia malah asik menaik turunkan alisnya dan menyunggingkan senyumnya yg seolah sebuah komunikasi rahasia antara dia dan ...AN yang pada saat itu sedang berdiri di sebelahku, dan sedang mencari2 topik pembicaraan tuk mengajakku ngobrol.
       Sampailah kami di kota tujuan. Ini untuk-baru-ketiga kalinya ..SH.. mengeluarkan kata2 kepadaku. "Oia na mau pulang ma sapa? sama ..SH... atau sama ....AN. kalo sama ..SH.. berarti tiga kali naik angkot. naik 07, 06, trus 32. Gimana? Mau bareng siapa?"
Aiihh... bete2..bete2.. kalo inget betapa .SH.. tidak berperikasianan karena telah membiarkanku berdiri selama berjam2 di kereta tadi. Maka dengan asal aku bilang, "Sama ...AN aja."
Mendengar ucapanku lagi2 kedua temanku itu hanya saling melemparkan sunggingan senyum yang tak ku mengerti apa sebabnya. Jelas2 gk da yg lucu...
..SH.. akhirnya naik ke dalam angkot 07 sementara aku dan ...AN sedang menunggu angkot jurusan lain.
Meski sudah berada di dalam angkot, pandangan ..SH.. masih menerawang ke jalanan. Aku menangkap pandangannya. ..SH.. duduk di dekat pintu keluar masuk angkot agar dapat terus melihat kedua teman barunya itu.

                                               
                                                                            ****

(BERSAMBUNG.................)   

        




Comments

Popular posts from this blog

Evaluasi Sumber Daya Perusahaan

Servis Laptop yang Bagus, Bergaransi, Pengerjaan Cepat, di Bogor IPB Dramaga