All About LoVe

“Allah telah berjanji dengan sebenar-benarnya. Allah tidak akan memungkiri janjiNya.” (QS az-Zumar [39]: 20)

Jadi, berbahagialah wahai para pejuang kebenaran Islam. Karena cinta kalian pasti berbalas alias bersambut. Allah yang akan langsung menyambut cinta kita. Cinta kita kepada kebenaran, sekaligus tanda cinta kita kepada Allah Swt. Itu sebabnya, jangan khawatir dan jangan merasa cinta kita kepada kebenaran ini akan sia-sia. Insya Allah jika kita ikhlas melakukannya, Allah pasti juga mencintai kita dan akan menepati janjiNya. So, kita kudu yakin dan jangan pernah merasa khawatir. Oke?
--------------

Sebaliknya, pacaran adalah adalah ajang maksiat. Bukankah sudah dikatakan oleh Rasulullah saw., “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka tidak boleh baginya berkhalwat (berdua-duaan) dengan seorang wanita, sedangkan wanita itu tidak bersama mahramnya. Karena sesungguhnya yang ketiga di antara mereka adalah setan” (HR Ahmad)
-------------

Jomblo adalah pilihan
Kok bisa? Di saat teman-teman pada risih dengan status jomblo, masa’ sih malah bisa dijadikan status pilihan? Bisa aja, why not gitu loh? Lagian tergantung persepsi kan?

Kondisi jomblo adalah kondisi yang independen, mandiri. Di saat teman-teman cewek lain serasa nggak bisa hidup tanpa gebetan, kamu merasa sebaliknya. Nggak harus jadi cewek tuh aleman, manja, tergantung ke cowok, dan merasa lemah. Huh…jijay bajay banget. Jadi cewek kudu punya pendirian, nggak asal ikut-ikutan. Meskipun teman satu sekolah memilih pacaran sebagai jalan hidup, kamu tetap keukeuh dengan prinsip: “jomblo tapi sholihah”. Huhuy!
-------------

Sobat, Islam juga nggak mengajarkan masalah ini. Coba deh kamu buka al-Quran en kitab-kitab hadis, dan juga fikih. Nggak ada an-juran untuk ngerayain V Day. Sebaliknya, malah dilarang abis. Misalnya dalam firman Allah Swt.:

�Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).� (QS al-An'am [6]: 116)

Rasulullah saw. bersabda: �Siapa saja yang menyerupai suatu kaum (gaya hidup dan adat istia-datnya), maka mereka termasuk golongan tersebut.� (HR Abu Daud dan Imam Ahmad dari Ibnu Umar)
-----------------------

Prioritas cinta kita..
Adakalanya kita sulit menentukan pilihan, bahkan sekadar membuat urutan prioritas sekali pun. Bener, kita kadang bingung kalo disodorkan berbagai pilihan yang kudu diambil salah satu. Apalagi semua pilihan itu memikat. Rasanya sayang kalo sampe nggak diambil. Tapi, dalam kondisi tertentu kita dituntut untuk bisa menentukan prioritas cinta kita. Untuk apa dan kepada siapa. Siap kan?

Dari semua cinta yang kita miliki, pastikan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya menempati daftar utama dalam kehidupan kita. Yang lainnya; cinta harta, kendaraan, jabatan, status sosial, tempat tinggal, perusahaan, barang dagangan, bahkan cinta kita kepada keluarga, dan suami atau istri (bagi yang udah punya he..he..) harus rela untuk dikesampingkan. Allah Swt. berfirman:atakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.(at-Taubah [9]: 24)
Untuk masalah ini, Rasulullah pantas dan layak menjadi teladan kita. Maka jangan heran jika Aisyah ra. bercerita tentang Rasulullah saw. setelah didesak oleh Abdullah bin Umar. Apa yang diceritakan Ummul Mukminin?

Beliau menceritakan sepotong kisah bersama Rasulullah saw. (Tafsir Ibnu Katsir, I: 1441): Pada suatu malam, ketika dia tidur bersamaku dan kulitnya sudah bersentuhan dengan kulitku, dia berkata, Ya, Aisyah, izinkan aku beribadah kepada Rabbku. Aku berkata, Aku sesungguhnya senang merapat denganmu, tetapi aku senang melihatmu beribadah kepada Rabbmu.Dia bangkit mengambil gharaba air, lalu berwudhu. Ketika berdiri shalat, kudengar dia terisak-isak menangis. Kemudian dia duduk membaca al-Quran, juga sambil menangis sehingga air matanya membasahi janggutnya, ketika dia berbaring, air matanya mengalir lewat pipinya mambasahi bumi di bawahnya. Pada waktu fajar, Bilal datang dan masih melihat Nabi saw. menangis,Mengapa Anda menangis, padahal Allah ampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang kemudian? tanya Bilal. Bukankah aku belum menjadi hamba yang bersyukur. Aku menangis karena malam tadi turun ayat Ali Imran 190-191. Celakalah orang yang membaca ayat ini dan tidak memikirkannya.
-----------------------

Rasulullah saw. bersabda: Perumpamaan keadaan suatu kaum/masyarakat yang menjaga batasan hukum-hukum Allah (mencegah kemungkaran) adalah ibarat satu rombongan yang naik sebuah kapal. Lalu mereka membagi tempat duduknya masing-masing, ada yang di bagian atas dan sebagian di bagian bawah. Dan bila ada orang yang di bagian bawah akan mengambil air, maka ia harus melewati orang yang duduk di bagian atasnya. Sehingga orang yang di bawah tadi berkata: Seandainya aku melubangi tempat duduk milikku sendiri (untuk mendapatkan air), tentu aku tidak mengganggu orang lain di atas. Bila mereka (para penumpang lain) membiarkannya, tentu mereka semua akan binasa. (HR Bukhari)

Dalam riwayat lain, Rasulullah saw. bersabda: Apabila zina dan riba telah merajalela di suatu negeri, maka rakyat di negeri itu sama saja telah menghalalkan dirinya untuk menerima azab dari Allah. (HR Ath Thabrani, Al Hakim dari ibnu Abbas)
------------------

Tapi gimana kalo setelah kita menggunakan cara yang baik tapi mereka tetep ngeles dan bahkan galak? Ya, bersabar saja. Tugas kita kan menyampaikan. Tapi tetap jangan menyerah. Teruskan perjuangan kita, meski, barangkali sekadar menuliskannya seperti dalam buletin ini. Rasulullah saw. bersabda: Barangsiapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah ia merubahnya dengan tangannya; maka bila ia tidak mampu, maka dengan lidahnya, dan kalau tidak mampu maka dengan hatinya, dan yang demikian itu adalah selemah-lemah iman. (HR Muslim)
-----------

Jika memang sama-sama cinta, harusnya kan sama ya? Artinya, kecintaan kita kepada Allah pun akan mirip gejalanya dengan cinta kita kepada sesama makhlukNya. Meski tentu saja, mencintai Allah jauh lebih besar manfaat dan pahalanya. Karena Allah adalah Pemilik Cinta, dan sekaligus Pemberi Cinta kepada kita-kita sebagai makhlukNya.

Bahkan Allah sudah memberikan sinyal kuat kepada kita dalam sebuah hadis Qudsy: Kalau hambaKu mendekat sejengkal, Kusambut ia sehasta. Kalau ia mendekat sehasta, Kusambut ia sedepa. Kalau hambaKu datang padaKu berjalan, Kusambut ia dengan berlari.
Duh, betapa begitu besar cinta Allah kepada kita, hambaNya. Tidakkah ini membuat cinta kita lebih besar lagi kepada Allah Swt.? Hmm, rasanya kita perlu berlari untuk mendekat kepadaNya. Subhanallah
-----------------------------------

Nah, apalagi Allah. Kalo ortu kita bisa cemburu gara-gara kita lebih percaya dan mengikuti pendapat orang lain, Allah tentunya lebih cemburu' lagi kalo kita nggak mau mengamalkan syariatNya. Rasulullah saw. bersabda: Wahai umat Muhammad. Demi Allah saat hamba laki-laki berzina, dan saat hamba perempuan berzina, tidak ada yang lebih cemburu daripada Allah. (HR Bukhari dan Muslim)
--------------------------------------------------------

Sobat muda muslim, perlu dicatet kalo Islam melarang pacaran bukan berarti memasung rasa cinta kepada lawan jenis. Justeru Islam memuliakan rasa cinta itu jika penyalurannya tepat pada sasaran. Sebab Allah menciptakan rasa itu pada diri manusia dalam rangka melestarikan jenisnya dengan kejelasan nasab alias garis keturunan. Karena itu hanya satu penyaluran yang diridhoi Allah, dicontohkan Rasulullah, dan pastinya tepat pada sasaran. Yaitu melalui pernikahan. Rasulullah saw bersabda: Wahai sekalian pemuda, barang siapa yang sudah mempunyai bekal untuk menikah, menikahlah. Karena sesungguhnya pernikahan itu dapat memejamkan mata dan memelihara kemaluan. Dan barang siapa yang belum mempunyai bekal untuk menikah, berpuasalah, karena puasa itu sebagai benteng baginya. (HR Bukhari dan Muslim).
----------------------------------------------------------------------

(Sumber: Dudung.net)
Alhamdulillah,, Dudung.net ngerti banged kajian "All About Love"

Comments

Popular posts from this blog

Evaluasi Sumber Daya Perusahaan

Servis Laptop yang Bagus, Bergaransi, Pengerjaan Cepat, di Bogor IPB Dramaga